Kematian tidak bisa dihindari. Secara sadar, saya tahu ini adalah takdirNya, kehendak Nya. Pikiran menyadari namun ikhlas belum singgah di hati. Kondisi ini terlalu tiba-tiba. Saya sepenuhnya tahu bahwa diri seharusnya bisa menerima semuanya namun ketidakrelaan masih ada. Andai diberi kesempatan mengulang waktu meski pada akhirnya Ayah juga harus pergi. Saya pasti akan memilih mengulang waktu. Setidaknya tidak akan lagi sesal karena belum maksimal menjaga beliau sebelum akhirnya pergi. Dalam hati mulai ada gejolak. Bertekad berbenah bagaimanapun caranya. Tidak bisa terus berdiam diri meratapi kepergian Ayah sementara masih ada Ibu yang perlu diperhatikan. Bukankah kita tidak bisa memutar waktu? Juga tidak bisa bersaing dengan waktu? Bahkan berkompromi dengan waktu? Jika bukan Ibu yang nantinya meninggalkan terlebih dahulu, maka mungkin sayalah yang akan berpulang padaNya lebih dulu. Gambar Mekkah Madinah seolah menyulut api kecil dalam hati saya waktu itu. Tekad sudah bulat. Saat itu saya berjanji pada diri sendiri, akan menghadiahkan Mekkah Madinah yang akan menjadi perjalanan spiritual dan ibadah untuk Ibu nanti. Kapan waktunya?
Inspirasi dan Spiritual, Psikologi dan Pengembangan Diri, Sastra dan Filsafat
Bersedia Bangkit
Rp75.000
Kematian tidak bisa dihindari. Secara sadar, saya tahu ini adalah takdirNya, kehendak Nya. Pikiran menyadari namun ikhlas belum singgah di hati. Kondisi ini terlalu tiba-tiba. Saya sepenuhnya tahu bahwa diri seharusnya bisa menerima semuanya namun ketidakrelaan masih ada.
Berat | 0,5 kg |
---|---|
Dimensi | 20 × 14 cm |
Penulis | Linda Lin |
Hal | 96 |
Tahun Terbit | 2024 |
Ulasan
Belum ada ulasan.